SEJARAH SINGKAT
Sejalan dengan dinamika pengembangan Islam, di desa Klinterejo pada tahun 1958 telah hadir tokoh pemuda dari Sembujo Sumobito Jombang yang diminta tenaganya oleh KH. Yunus (alm) untuk membenahi Madrasah Ibtidaiyah Klinterejo Sooko Mojokerto. Setelah mengabdi di madrasah, pemuda Nur Cholish punya hobby kegiatan berda’wak dari kampung satu menuju kampung lainnya. Semua desa dan dukuhan yang berada di sekitar desa Klinterejo diisi pengajian dan tahlilan sehingga jumlah siswa di MI Klinterejo yang semula hanya puluhan menjadi enam ratusan pada tahun 1970-an.
Kegiatan da’wah pemuda Nur Kholish semakin mendapat respon dari masyarakat setelah berda’wah bersama KH Ismail ( Pengasuh PP Darul Hikmah) dan mengisi pengajian khususiyah Thoriqoh Qodiriyah wannaqsabandiyah Rejoso pimpinan Dr. KH.Mustain Romly. Pda tahun 1990 majlis ta’limn binaan Kyai Nur Kholis lebih dari 70 tempat dalam setiap bulan, yang tersebar di wilayah Mojokerto, Jombang, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo dan tempat-tempat lain yang ada di Jawa Timur.
Sejalan dengan usia Kyai Nur Cholish Ahmad yang semakin senja, maka pada tahun 1990, Kyai Nur Cholish Ahmad mulai mengadakan perintisan pendirian padepokan (pondok pesantren) di Desa Klinterejo Kidul dan bangunan itu baru ditempati pada tanggal 12 Februari 1992. Setelah padepokan didirikan, santripun mulai berdatangan hingga jumlahnya mencapai puluhan, bahkan padepokan yang bernama “Raudlatul Ulum” ini semakin ramai karena selalu dijadikan pusat pelatihan EBTANAS bagi siswa-siswi MTs/MA Darul Hikmah dan para siswa-siswi SLTP Islam Walisongo. Dilain pihak putra Kyai Nur Cholish Ahmad yang menjadi wakil kepala MTs/MA Darul Hikmah dalam berbagai kesempatan rapat KKM (Kelompok Kerja Madrasah) senantiasa diminta membuat MA unggulan yang bekerja sama dengan BPP Teknologi.
Berawal dari permintaan para kepala MA se-Kabupaten Mojokerto itulah, di Padepokan Raudlatul Ulum berencana mendirikan MA unggulan sebagai pengembangan dari MA-Plus Darul Hikmah Kedungmaling Sooko Mojokerto. Tetapi setelah Muhsinin Cholish mendapat undangan Konvensi Nasional I Pesantren Kejuruan di BPPT Jakarta 13-14 Agustus 1996, maka ide MA unggulan itu dialihfungsikan menjadi MA Model. Setelah diadakan pembenahan lantai II Padepokan Raudlatul Ulum, dan juga penambahan kamar untuk asrama santri, maka dewan pengasuh Padepokan Raudlatul Ulum mulai tahun pelajaran 1997/1998 menerima santri baru MA Raudlatul Ulum. Setelah MA Raudlatul Ulum menerima siswa, dua bulan berikutnya Drs. Muhsinin Cholish selaku kepala madrasah mendapat bea siswa S2 di Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Pogram Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Madrasah Aliyah Raudlatul Ulum terus berbenah di antaranya tahun 1999 mendirikan 2 bangunan berlantai dua di atas ruang keluarga KH. Nur Cholish Ahmad, namun perkembangan PMB yang kurang menjanjikan, pada bulan Juli 1999 lokasi kelembagaan MA Raudlatul Ulum dipindah di Trowulan Mojokerto.
Sejalan dengan tekad pengembangan pada akhir 1999 tanah telah didapatkan di Desa Watesumpak Trowulan, dan peletakan pondasinya pada Januari 2001. Dan secara resmi ditempati pada bulan Mei 2003 dengan 1 ruang kantor, 1 ruang kelas permanen dan 1 kelas semi permanen. Memasuki tahun 2005/2006 kondisi MA Raudlatul Ulum dapat membeli lahan pengembangan seluas 2 Ha. Melihat perkembangan sarana, prasarana dan SDM yang dimiliki Yayasan Al-Hikmah. Dari potensi tersebut memungkinkan untuk mengembangkan jenjang pendidikan menjadi perguruan tinggi. Di pihak lain LP Maarif NU Kabupaten Mojokerto mempunyai program setara D1 dalam bentuk Pendidikan Guru Pengajar Al Quran (PGPQ) yang berjalan sejak 1993 dan peminatnya ratusan mahasantri tiap tahun, bahkan sejak Muhsinin Cholish ditunjuk menjadi ketua LP Maarif kabupaten Mojokerto peminat PGPQ semakin semarak sehingga dalam memasuki tahun akademik 2010/2011 memwisuda 245 mahasantri. Dan pada Tahun Akademik 2011/2012 ada 250 mahasantri PGPQ dan 50 mahasantri PG MD, Madrasah Diniyah. Maka Sebagai wujud dari aspirasi berbagai komponen masyarakat di Kabupaten Mojokerto maka dicapai suatu kesatuan tekad untuk membentuk Perguruan Tinggi Swasta yang dapat mewadahi berbagai kepentingan kelompok masyarakat. Setelah melalui berbagai pembahasan dan survei lapangan yang mendalam maka disepakati untuk mendirikan sebuah PTS di Mojokerto, dibawah penyelenggaraan Yayasan Al-Hikmah. Berdasarkan PP 17 dan 66 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, maka dimulailah tahapan pengajuan proposal ke Dirjen Pedidikan Islam Depag RI, untuk mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah NU Al-Hikmah (STITNU) Mojokerto
STITNU Al Hikmah Mojokerto memiliki 1 Jurusan dan 2 Program Studi yaitu :
Jurusan Tarbiyah :
- Program Studi S1 Pendidikan Guru MI/SD (PGMI/SD)
- Program Studi S1 Pendidikan Guru RA/PAUD (PGRA/PAUD)
Ditinjau dari aspek geografis STITNU terletak di Wilayah Kabupaten / Kota Mojokerto Jawa Timur. Mojokerto dipercaya merupakan bekas pusat kekuasaan Kerajaan Mojopahit, sehingga memiliki nuansa budaya yang tinggi berupa situs –situs dan pusat kawasan budaya. Selain itu Mojokerto mempunyai posisi ekonomis yang cukup strategis karena termasuk dalam wilayah pengembangan Gerbang Kertosusilo (Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan), sehingga merupakan salah satu “pintu gerbang“ investasi untuk kawasan Indonesia Bagian Timur. Seperti diketahui bahwasannya 60 % industri di Indonesia Bagian Timur berada di Jawa Timur, sehingga disebut dengan “Midle Corridor”.