Senin 4 Januari 2016, pukul 09.30 koordinasi pimpinan, Wakil Kepala dan PKM MA Raudlatul Ulum dan SMK Insan Kamil berkaitan dengan program kerja lembaga bulan Januari 2016 plus Peringatan Maulid Nabi dan Khaul Pendiri Yasasan Al Hikmah yang melibatkan 3 home base lembaga di Trowulan, Jetis dan Bangsal. Kedua pukul 12.00 koordinasi antar staf BAU, BAK dan BAAK,  dalam membangun sistem dan peningkatan mutu layanan. Ketiga Pukul 18.30 Koordinasi Tim Borang Akreditasi PGRA dengan tim BAAK untuk sinkrunisasi Borang Akreditasi. Kesemua koordinasi itu adalah untuk membuat tim yang Mengabdi Tanpa Batas.

Eksistensi sebuah lembaga pendidikan paling tidak perlu dilihat siapa yang terlibat secara kasat mata dan siap yang terlibat di balik fakta. Penulis menemukan di semua jenjang pendidikan yang menemukan jati dirinya sehingga mampu berkiprah secara nyata di masyarakat dengan prestasi yang mengagumkan hampir seluruhnya punya tim kecil yang mempunyai semangat pengabdian tanpa batas.

Pada tahun 1987-an SMP Islam Walaisongo Brangkal (Kedungmaling Sooko) menjadi sekolah yang diperhitungkan, sehingga pernah mempunyai murid sampai kelas G yang tahun sebelumnya pernah jatuh dengan hanya mendapat 3 kelas. Penulis melihat ada geng Ir  Didik Hudiono, Drs.  Moh Al Amin R, Drs. Muhamimin Haris tiga orang ini bersinergi dengan 2 tenaga administras mampu membuat kegiatan di sekolah dapat hidup. Trend Istighosah digerakkan (munculnya kegiatan Istighosah di Mojokerto dan sekitarnya diawali dari kegiatan Tren Istighosah di Walisobgo ini). Kegiatan OSIS di jadwal dengan rapat, LDKS, Malam Taubatan Nasuha di gelar, Maulid Nabi diperingati, Isro Mi’roj dirayakan, Nuzulul Qur-an dimeriahkan, bahkan saat penutuhan tahun pelajaran buat acara 7 hari 7 malam. Geng ini kumpulkan uang insentif semester, uts atau kegiatan lain untuk jalan-jalan ke Wonosalam hanya sekedar beli durian, bahkan begadang di sekolah, nonton film di kota Mojokerto pulangnya naik becak. Dinamika geng dalam mengemas kegiatan dengan pendekatan formal, non-formal dan in-formal secara terintegrasi menjadi keakabran yang menjadikan semua siswa, alumni, masyarakat, guru, pengurus yayasan terlibat untuk membesarkan lembaga, karena personal guru dan staff yang luar biasa dalam membangun semangat pengabdian.

Pada tahun 1984 setelah KH Ismail Ibrahim Kedunglaing Sooko Mojokerto wafat, KH Basyaruddin Ismail ingin mengembangkan pesantren dengan membangun 2 lokal untuk Madrasah Diniyah, diniyah diawali dengan pengajian tingkat dasar tanpa kurikulum yang terstruktur sehingga KH Ibnu Amiruddin(adik KH Basyaruddin)  sering guyon kurikulum diniyah darul Hikmah Kurikulum Ubas-Ubis karena kitab aqidatul awal, terjemahan, aqidatul aqam dengan makna.yang diawali dengan “Abda-ubis millaahi…. Ada geng yang selalu diskusi di setiap malam setelah pengajian di pesantren Ust Ishlahuddin Cholish, Ust. Fatkhul Anam Soleh, Ust. Ah. Tauhid dan Muhsinin Cholish. Diskusi yang hampir setiap malam tersebut menjadikan diniyah mempunyai kurikulum tahun 1986 (perpaduan Kurikulum madin PP Mojogeneng dan Lirboyo), dan tahun 1990 lahirlah MTS Darul Hikmah yang merupakan pindahan dari MTs Walisongo dengan seragam siswa putra pakai celana dan seragam siswi putri putri pakai jilbab (pioner untuk daerah Mojokerto), dan tahun 1991 mendirikan MA Darul Hikmah. Saat ini MTs-MA Darul Hikmah menjadi lembaga yang telah berkembang dengan pesat

Di NU Mojokerto kita punya pejuang KH Akhyat Halimi, yang merawat NU tanpa mengenal lelah. Mengisi Pengajian setiap ahad di Pesantren Sabilul Muttaqin dan Ahad berikutnya di Masjid Desa di wilayah Mojokerto. Untuk mengawal pengajian ini pernah bersinergi dengan KH Nawawi Tawangsari, KH Arief Berat Kulon, KH Muhaminin Surodinaman, KH Mudzakkir Makruf, KH Masrihan, dll. KH berpasangan dengan penceramah lintas generasi yang terbentuk dalam setiap periode. KH Ahyat selalu hadir di saat jamaah berpulang ke rahmatullah, KH selalu datang di bulan puasa ke berbagai Kyai kampung hanya sekedar memberikan bingkisan Hari Raya dan bekal untuk hidup di bulan Ramadlan. KH akhyat yang menggagas lahirnya RSI sakinah yang saat ini meberi kontribusi SHU ke NU lebih 1 milyar. KH Ahyat menjadi pengabdi dan penggerak NU lintas genarasi dengan pengabdian tanpa batas untuk memberi manfaat kepada semua lapisan masyarakat.

KH Mustain Romly dalam membangun tarekat mempunyai model tata kelola dan pengabdian yang luar biasa. Bersama imam khususiyah sebagai tombak utama di pelbagi tempat di penjuru negeri. Para imam khususiyah diminta kridit sepeda motor untuk tranportasi mengisi pengajian. Imam Khususiyah dikuliahkan di Universitas Darul ‘Ulum Jombang walau tidak mempunyai ijazah SLTA. Imam Khususiyah ditarjet mempunyai wawasan guru ngaji, pemimpin ritual/aurod tarekat yang berimbang antara fikir dan dzikir. Salah satu imam khususiyah yang ditunjuk KH Mustain adalah KH Nur Kholish di tahun 1980 an tempat pengajian rutin di berbagai tempat tarekat, dan tahlililan dalam selapan (35 hari ) mencapai 90 tempat. Salah satu tempat yang menurut pengakuan Lurah Ngering Cerme adalah pengajian setiap jam 22.00 namun ke-istiqomahan murid dan guru sering terjadi pengajian harus dimulai dini hari atau larut malam karena adanya kegiatan insidental kyai juga karena hambatan transportasi karena ganguan kendaraan di hutan Watu Blorok  Jetis atau Dawar. Komunitas Ngering inilah santri mukim angkatan pertama di Pesantren Raudlatul Ulum Klinterejo asuhan KH Nur Kholish.

Di PW Maarif NU Jawa Timur pernah ada sosok abah Suhaimi yang berjuang lintas generasi untuk eksistensi LP Maarif, mengawal mutu soal UAS dan mengawal mutu Ujian Maarif, mengawal pelbagai program tanpa harus melihat di ajak berjuang  kelompok tua atau muda. Yang jelas puluhan tahun beliau mengabdikan diri untuk bersinergi menghidupkan LP Maarif NU.

Yang jadi pertanyaan sudahkan para guru madrasah dan para guru sekolah islam menjadi pengabdi yang berkreasi tanpa batas untuk membangun peradaban di lembaga pendidikan yang menjadi tempat berkiprahnya. Guru model ini akan menadapat hiburan di masa tua dengan prestasi murid dan anak cucunya dengan “ Qurrota A’yun” sehingga kedamaian hakiki diperoleh guru seperti ini karena maunah dan berkah pengabdiannya.

Padepokan Agung Al Hikmah Trowulan,

05 Januari  2016

Abi Si-Elkila